
Dalam Freemasonry juga dikenal adanya prinsip The 4 Perfect Points of Entrance yang meliputi, Gutta (Throat), Pectora (Chest), Manus (Hand), dan Pedes (Feet). Prinsip ini mengajarkan kehati-hatian atas apa yang dimakan dan diminum, apa yang diucapkan dan apa yang ada di dalam hati, apa yang dilakukan, dan kemana akan pergi. Ironinya, ketika sebahagian anggota persaudaraan Mason melakukan kegiatan amal, mereka yang berada di tingkatan tertinggi justru gemar merosak kewujudan agama, struktur sosial dan ekonomi global.
Prinsip The 4 Cardinal Virtues yang meliputi Kesederhanaan (Temperance), Ketabahan (Fortitude), Kebijaksanaan (Prudence), dan Keadilan (Justice), juga sangat mempersona. Dan lagi-lagi, ketika sebahagian anggota persaudaraan Mason secara aktif melakukan berbagai kegiatan derma kepada masyarakat, mereka, Mason yang berada di tingkatan tertinggi sebaliknya memangsa masyarakat. Dan seharusnya tugas terbesar Grand Lodge Mason saat ini adalah menghilangkan sinisme awam sekaligus membuktikan kepada awam bahwa organisasi Mason tidak terlibat dalam berbagai konspirasi; bahwa Mason bukanlah sebuah organisasi rahsia atau sebuah organisasi yang penuh dengan rahsia; bahwa keberadaan Mason dengan spirit dan nilai moral yang diembannya mampu memberikan faedah kepada masyarakat luas!
Sayangnya, yang terjadi tidak seperti itu. Menjadi anggota Mason tidaklah memperkaya spiritual dan moraliti kemanusiaan, kerana Mason akan merompak dan membuang jauh-jauh nilai agama diyakini sebelumnya. Mason bergerak dari berbagai sisi, mampu menjelma menjadi kekuatan konservatif mahupun tindakan baik dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Ia juga mampu menjadi sebuah kekuatan revolusioner, dari golongan kiri maupun kanan.
Di kalangan gereja sendiri, Freemason telah dikecam keberadaannya oleh 8 paus: Tahun 1738 oleh Clement XII dalam “In Eminenti”. Pius IX mengeluarkan 6 kecaman yang memburukkan Masonry. Leo XIII tahun 1884, dalam “Humanum Genus”, mengungkapkan bahwa tujuan utama Freemason adalah menyiksa Kristian dengan penuh kebencian, dan tidak akan pernah beristirehat sampai mereka berhasil menghancurkan institusi-institusi keagamaan yang didirikan oleh Paus. John Paul II tahun 1983 mengatakan “Anda tidak boleh menjadi seorang Katholik dan Mason secara bersamaan!”
Cardinal Ratzinger juga pernah menyatakan, “Jika anda ingin menjadi seorang Mason, maka secara automatik anda akan dikeluarkan dan dikecam oleh gereja Katholik”, pernyataan ini disetujui oleh John Paul II bulan November 1983 dengan mengatakan: “Penilaian negatif gereja terhadap Mason tetap tidak berubah oleh kerana prinsip-prinsip Mason tidak dapat ditoleransi oleh doktrin gereja. Dengan demikian menjadi anggota Mason adalah suatu hal yang terlarang”
http://mistisfiles.blogspot.com/2008/10/kerahsiaan-dalam-freemasonry.html